Inti dari pembelajaran arsitektur adalah pada studio, dimana kita mengaplikasikan seluruh teori dalam kelas kepada tugas perancangan kita. Selama proses perancangan, kita akan dibantu oleh dosen pembimbing, jumlahnya satu tiap kelompok. Maket dan gambar adalah produk akhir yang harus dihasilkan dalam sesi studio, dimana kemudian kita harus mempresentasikannya (display) di depan dosen penguji dan teman-teman lainnya. Setelah presentasi/display biasanya ada produk tambahan yang terbuat secara tidak sukarela: wajah zombie (baca: karena begadang). Tapi tenang saja, kalau memang kamu memiliki passion, semuanya akan terasa menyenangkan! Memang pada kenyataanya mungkin begadang untuk mengerjakan tugas tidak bisa dihindari, tapi coba berpikir dengan cara lain! tidur awal waktu dan bangun dini hari. Setidaknya itu lebih enak daripada harus tidur larut malam kemudian bangun pagi (kadang kesiangan) untuk melanjutkan kuliah. Maka dari itu, modal berkuliah di arsitektur tidak hanya sekedar kemampuan menggambar serta otak yang cerdas dan kreatif. Kamu butuh satu kemampuan penting yang kadang banyak orang tidak menyadarinya, bahkan mungkin mengacuhkannya; manajemen waktu. Ya, arsitektur itu ilmu yang komprehensif, jadi banyak yang harus dipelajari, dengan kata lain, banyak tugas yang harus dikerjakan. Maka, kemampuan manajemen waktu yang baik adalah hal mutlak untuk mencapai cita-cita sebagian besar mahasiswa arsitek; tidur cukup. Di balik itu semua, kegiatan nonakademik bisa menjadi solusi bila kita ingin eksplorasi lebih jauh. Berorganisasi, bergabung dalam sebuah kepanitiaan, seminar, magang, workshop, bisa menjadi wadah yang pas bagi minat kita yang lain. Diskusi sederhana bersama kawan-kawan dan dosen kesayangan bisa menjadi pilihan yang tidak kalah menarik.