Dalam euforia rangkaian acara Young Architects Exhibition (YEA) 2023 di Yogyakarta, Prodi Sarjana Arsitektur, Universitas Gadjah Mada menyelenggarakan kuliah tamu bersama para anggota ARCASIA Committee on Young Architects (ACYA) pada hari Jumat (10/03). Empat orang perwakilan ACYA yang terdiri atas dua arsitek Malaysia, Ar. Ridha Razak dan Ar. Adrianta Aziz, serta dua arsitek Jepang, Yuki Ito dan Mikako Oshima menjadi pembicara dalam kuliah tamu kali ini di Ruang K1 Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan UGM.
Acara dibuka pada pukul 08.00 WIB dengan sambutan dari Kepala Prodi Sarjana Arsitektur UGM, Harry Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D., dilanjutkan dengan paparan mengenai “Perjalanan Seorang Omnivor” oleh Yuki Ito, seorang arsitek sekaligus dosen di Musashino Art University. Ia banyak mengisahkan tentang karya arsitektural dan instalasinya, salah satunya adalah “Rumah Siput.” Usai Yuki Ito memberi paparan, Alyas Abibawa Widita, S.T., M.S., Ph.D. selaku moderator memberikan sekilas rangkuman, kemudian mempersilakan narasumber selanjutnya memberikan paparan.
Selanjutnya, Ar. Ridha Razak membuka sesi dengan cukup berbeda, memberikan salam pembuka yang menggelegar dari sisi belakang ruangan, menarik perhatian seluruh peserta kuliah untuk menengok ke belakang. Ia banyak menceritakan tentang pengalamannya merevitalisasi rumah cagar budaya awal abad ke-20 yang disebut “Rumah Tangsi” di Kuala Lumpur, Malaysia. Hingga saat ini, rumah peninggalan seorang Tionghoa bernama Loke Chow Kit ini digunakan juga untuk kebutuhan industri kreatif, seperti fashion show maupun pembuatan video klip musik.
Sesi ketiga dilanjutkan dengan paparan oleh Mikako Oshima, seorang arsitek senior dari firma arsitektur ternama, Nihon Sekkei. Ia mengambil tema seputar perancangan kawasan perkotaan serta ruang publik, sebagaimana ia menjelaskan tentang perbedaan ruang publik di Jepang dan di Jakarta, terutama dari segi kemudahan akses.
Setelah Mikako Oshima, paparan kembali dilanjutkan oleh perwakilan Malaysia, yaitu Ar. Adrianta Aziz. Sama seperti Ridha Razak, ia memulai paparan dari sisi belakang kursi peserta dengan tepukan jari untuk membangkitkan semangat para calon arsitek muda. Tepukan lima jari terdengar lebih kencang dibanding satu jari, menggambarkan bagaimana para arsitek yang berkolaborasi dalam tim akan menghasilkan performa yang lebih baik dibandingkan hanya bekerja sendiri. Adrianta Aziz banyak menceritakan tentang perjalanan kariernya, sejak ia di bangku kuliah dan memulai magang-magang di awal perkuliahan, hingga menjadi arsitek sukses seperti sekarang.
Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab, para pembicara dipersilakan duduk di tengah panggung dan para peserta yang ingin bertanya berbaris di sisi Timur ruangan. Para peserta begitu antusias antre menyampaikan pertanyaan. Sebagai wujud apresiasi, Mikako Oshima membagikan buah tangan kepada para peserta yang mengajukan pertanyaan berupa buku yang ia tulis. Sebelum acara ditutup, Kaprodi Sarjana Arsitektur UGM memberikan kenang-kenangan berupa sertifikat dan bingkisan kepada para Narasumber. Para Narasumber juga melakukan foto dan merekam video bersama para peserta, sembari meneriakkan jargon, “We are UGM future architects!”.
Rekaman Kuliah Tamu dapat diakses di sini.